Seni Lukis

Daniel.H.H

Seni Lukis: Pengertian, Teknik, Unsur, Prinsip, Alat dan Bahannya


Sangatlah banyak definisi atau pengertian dari seni lukis, namun secara umum seni lukis  merupakan salah satu hasil karya seni rupa yang berwujud 2 dimensi, merupakan pengembangan dari menggambar dan merupakan perwujudan dari ide/gagasan, teknik, serta ekspresi perasaan atau emosi pelukis. Masih ada banyak pengertian seni lukis menurut para ahli yang perlu diketahui.


Pengertian Seni Lukis Menurut Para Ahli

1. Menurut Pringgodigdo dalam Ensiklopedi Umum, Kanisius, Yogyakarta, 1977)
Seni lukis ialah penggambaran pada bidang dua dimensi berupa hasil pencampuran warna yang mengandung maksud. 

2. Menurut Sukaryono 1998:7
Seni lukis ialah ungkapan isi hati serta perasaan yang disebut dengan bahasa seniman yang akan dikomunikasikan.

3. Menurut Thomas Munro “Mikke Susanto, 2002:101”
Seni lukis ialah alat buatan manusia guna menimbulkan efek-efek psikologis terhadap manusia lain yang telah melihatnya.

4. Menurut Soedarso SP “Mike Susanto, 2002:101”
Seni lukis ialah Karya manusia yang dapat mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya, dan pengalaman batinnya disajikan dengan indah yang bisa merangsang munculnya pengalaman batin juga pada manusia lainnya yang menghayati karya tersebut.

5. Menurut Soedarso Sp “1990:11”
Seni lukis ialah cabang seni rupa yang pengungkapannya diwujudkan dengan karya 2 dimensional yang mana unsur-unsur pokok karya 2 dimensional adalah garis dan warna.

6. Menurut Soni Ade & Imam R
Seni lukis ialah kekuatan peradaban manusia, dan kekuatan budaya, dikarenakan ketika melakukan lukis sesorang akan dilatih jeli, cermat lebih teliti untuk mengamati fenomena alam maupun kehidupannya.

7. Menurut Herbert Read
Seni lukis ialah kegiatan rohani yang didalamnya merefleksikan pada jasmani, serta memiliki daya yang dapat membangkitkan perasaan atau jiwa.

8. Menurut Myers “1962:156”
Seni lukis ialah nilai-nilai intelektual, simbolis, emosional, religius maupun nilai-nilai subyektif lainnya.

9. Menurut Aristoteles
Seni lukis ialah sesuatu selain baik menyenangkan juga.

10. Menurut Jim Supangat
Seni lukis ialah suatu upaya untuk menegaskan kembali pengalaman dimasa lalu dalam konteks sekarang.

11. Menurut Leo Tolstoy “Sumardjo, 2000:62”
Seni lukis ialah ungkapan perasaan dari pencipta yang disampaikan pada orang lain supaya mereka bisa    merasakan apa yang telah dirasakan oleh pelukis.


TEKNIK SENI LUKIS
Di dalam seni lukis ada banyak teknik yang harus anda ketahui. Beberapa teknik seni lukis seperti yang sudah dijelaskan pada uraian di bawah ini.
Teknik melukis tidak dapat hanya digeneralisir melalui istilah teknik plakat atau water color. Teknik plakat adalah teknik yang menggabungkan beberapa teknik dasar lukis. Teknik watercolor adalah penamaan teknik yang absurd. Teknik tersebut dapat digunakan oleh pada media lukis lain yang berbahan dasar air: cat akrilik, tinta, dan sebagainya. Selain itu teknik water color juga adalah gabungan dari berbagai teknik dasar melukis diatas kertas seperti washing, kuas basah dan filling. Watercolor juga dapat diaplikasikan tanpa menggunakan teknik tersebut.
Teknik melukis terbagi menjadi teknik dasar penggunaan alat&manajemen media, kemudian kerangka teknis untuk mempermudah proses melukis. Berikut adalah beberapa teknik dan kerangka dasar melukis yang telah digunakan seniman dari masa ke masa. Beberapa diantaranya bahkan telah digunakan dari zaman sebelum renaisans.

Teknik Melukis Dasar
1.     Lining
Lining adalah secara harfiah membuat garis panjang melalui cat dengan menggunakan kuas liner atau round yang panjang. Lining dapat menjadi hambatan pertama dalam melukis, bahkan ketika seseorang telah mahir menggambar. Membuat garis panjang pada lukisan tidak semudah yang kita bayangkan, terutama jika kita tidak tahu alat lukis apa yang seharusnya digunakan. Namun garis pada lukisan biasanya hanya untuk keperluan sketsa awal saja, Karen proses melukis itu tidak seperti menggambar dengan pensil yang melibatkan banyak garis. Namun garis biasanya tetap dibutuhkan untuk mencapai detail kecil tertentu.

Panduan Edukasi.com

2.     Filling
Melukis tidak seperti menggambar menggunakan pensil atau pulpen, tidak ada proses mengarsir dalam melukis, yang ada adalah Filling. Proses melukis lebih seperti “mengukir”. Cat yang lebih gelap digunakan untuk menggali kedalaman, dan warna yang terang digunakan untuk menambahkan tambalan. Seperti namanya, dalam melukis ketika kita mewarnai objek kita bukan mengarsirnya, melainkan mengisinya dengan cat yang disapukan oleh kuas. Hasil filling sendiri ditentukan oleh teknik kuas yang kita gunakan; kuas kering atau kuas basah, besar-kecilnya tekanan kuas yang kita berikan dan banyaknya cat yang ditampung oleh kuas. Kuas digunakan dengan cara disapukan atau sedikit disikat, bukan digosok seperti pensil.

3.     Sapuan Basah
Sapuan basah menggunakan cat yang dicampur oleh pengencer untuk memaksimalkan fleksibilitas sapuan kuas. Kuas basah dapat dengan cepat menutupi banyak bagian permukaan kanvas. Manajemen sedikit dan banyaknya cat yang “diambil” (diserap) oleh kuas menjadi salah satu bagian penting yang harus diperhatikan juga.

4.     Sapuan Kering
Sapuan kering adalah kebalikan dari sapuan basah, yaitu kuas dioleskan pada cat yang tidak menggunakan pengencer sama sekali. Kuas kering biasanya digunakan untuk detail dan finishing. Biasanya Kuas Kering mengcover lapisan teratas lukisan setelah impresi gambar yang masih buram telah terbentuk sebelumnya. Cat yang dioleskan ke kuas kering biasanya relatif sedikit, lagi-lagi jumlah cat yang dibawa oleh kuas harus menjadi perhatian.

5.     Cross-hatching
Cross-hatching adalah teknik melukis dengan menyapukan kuas dengan melakukan gerakan yang membentuk X, lebih mirip karakter “&” tepatnya. Bukan mengejar bentuknya yang utama, tapi gerakan bebasnya yang seperti X (cross). Ide dasarnya adalah cross-hatching dapat dengan cepat membentuk impresi subjek yang kita lukiskan. Beberapa Seniman besar seperti Basuki Abdullah dapat melukis awan yang hampir realistis dengan menggunakan teknik ini saja, bukan hanya impresi. Cross-hatching adalah teknik yang digunakan menggunakan kuas basah dan harus dilatih untuk benar-benar merasakan manfaatnya.



6.     Blending
Blending berarti mencampurkan dua atau lebih warna langsung diatas kanvas menggunakan kuas untuk mencapai efek gradasi, biasanya untuk keperluan shading dan highlight. Blending lebih mudah dilakukan dengan menggunakan kuas basah. Blending juga dapat dilakukan menggunakan kuas kering.


7.     Smudging
Smudging adalah salah satu manajemen tepian yang dilakukan dengan menggunakan jari tangan untuk menarik dan menghapus sebagian cat yang masih basah pada tepiannya agar tercipta efek fading pada cat tersebut. Smudging adalah opsi lain untuk menciptakan efek gradasi dengan hanya satu warna diatas warna lain yang telah kering.


8.     Masking/Stensil
Masking adalah teknik melukis dengan menempelkan masking tape (selotip) pada bagian yang diinginkan, agar cat tidak menyetuh dan mengisi bagian tersebut. Masking dapat digunakan untuk memperoleh tepian yang tajam, boleh dibilang teknik ini adalah kebalikan dari teknik smudging. Agar masking tidak menghasilkan bleeding (cat yang tidak sengaja tetap menembus ke tepian yang ditutupi oleh selotip) biasanya cat diaplikasikan menggunakan kuas mop atau kuas stensil yang berbentuk seperti kuas blush-on. Kuas tersebut digunakan dengan cara mencocolkan cat ke tepian selotip dengan hati-hati. Teknik stensil menggunakan prinsip yang sama dengan masking, hanya saja “cetakan” stensil lebih mendetail seperti membuat cetakan teks, dll.

9.     Manajemen Tepian (Hard & Soft Edge)
Meninggalkan sebagian tepian objek agar lembut atau tajam adalah salah satu teknik penting yang diperhatikan untuk menciptakan lukisan yang baik. Biasanya bagian objek yang gelap dan berbayang (shading) perlu tepian yang halus. Sementara bagian highlight perlu tepian yang tajam. Bagian fotografi yang fokus harus menggunakan tepian tajam dan bagian blurnya dibuat halus. Kombinasi tepian yang halus dan tajam akan membuat karya semakin realistis dan dinamis. Kesalahan tepian yang tajam diseluruh bagian objek adalah salah satu kesalahan pelukis pemula yang sering terjadi. Sebaliknya tepian yang terlalu halus diseluruh permukaan objek adalah kesalahan yang biasa terjadi pada penggunaan media digital. Hal tersebut karena brush digital default pada aplikasi biasanya menyerupai air brush,  serta “smudge tools” pada photoshop dipakai terlalu banyak.


10.  Glazing
Glazing adalah teknik melukis dengan mewarnai lukisan dengan menggunakan cat yang transparan dan tipis. Glazing akan menyatukan seluruh warna yang dilapisi dibawahnya. Glazing biasanya digunakan untuk kebutuhan kerangka teknik melukis underpainting, glazing juga dapat dilakukan untuk menyatukan lukisan yang terlalu kontras. Meskipun begitu glazing akan menurunkan tone terang pada bagian highlight, sehingga bagian tersebut perlu diberikan cat tambahan.


11.  Scumbling/Scumble
Scumbling adalah menggunakan kuas kering yang dibubuhkan sedikit cat tanpa pengencer, lalu di lap dan menggunakan kuas tersebut untuk menutupi sebagian warna dibawahnya. Scumbling dilakukan dengan hanya menyikatkan sedikit bagian kuas agar hanya bagian permukaan tekstur kuas yang menonjol ditutupi oleh cat. Scumbling dapat digunakan dalam beberapa tingkat ketebalan atau “transparansi” jika Seniman telah terlatih menggunakan teknik ini. Scumbling juga biasa digunakan pada cat yang setengah kering dibawahnya, sehingga membuat efek transparan melalui pencampuran sedikit cat yang ditumpuknya. Scumbling juga sebetulnya dapat dilakukan pada permukaan kuas yang halus, namun lebih sulit untuk memastikan teknik ini berhasil dengan baik.


12.  Sfumato
Teknik lukis Sfumato dimulai dengan underpainting yang terdiri dari shading dan midtone gambar. Setelah shading dan midtone gambar terbentuk dengan sempurna detail highlight mulai dibentuk sedikit demi sedikit menggunakan layer atau lapisan cat tipis yang lebih terang dari midtone. Proses itu diulang terus-menerus hingga gradasi highlight terbentuk dengan sempurna, hal itupun dapat berlaku pada shading. Pada lukisan Old Master Barat seperti Leonardi Da Vinci, lapisan cat transparan tersebut bisa berjumlah hingga puluhan bahkan ratusan, meskipun biasanya 3-7 lapis saja sudah cukup. Sfumato adalah istilah yang digunakan dan dipopulerkan Leonardo da Vinci untuk merujuk pada lukisannya yang melapiskan warna-warna yang berdekatan untuk menciptkan ilusi kedalaman, volume, dan bentuk. Sebagai hasil akhir, perpindahan warna tersebut tidak lagi terlihat jelas. Teknik lukis Sfumato adalah teknik mewarnai lukisan dengan menggunakan beberapa lapisan cat transparan untuk mencapai efek gradasi shading dan highlight yang sangat halus. Sfumato (Italia: kabut asap) memanfaatkan pencampuran warna secara optis melalui setiap lapisan cat transparannya. Idenya adalah untuk menirukan bagaimana cahaya menembus kulit manusia yang sebetulnya semi transparan. Karena “simulasi” itulah warna kulit pada lukisan potret akan tampak lebih realistis. Sfumato adalah teknik yang hampir eksklusif mewarnai kulit manusia. Sebetulnya teknik ini juga berlaku bagi objek berwarna pekat lainnya, hanya saja biasanya objek lain tidak membutuhkan lapisan yang sekompleks warna kulit pada potret manusia. Leonardo sendiri mendeskripsikan sfumato sebagai "tanpa outline", dalam pengertian berkabut atau detail yang tidak dihasilkan oleh penggunaan garis secara disengaja.


13.  Impasto
Impasto adalah teknik kebalikan dari glazing, menggunakan cat pekat yang diaplikasikan dengan banyak, sehingga cat menjadi timbul (3d) atau marka kuasnya kontras. Pada zamannya, Impasto biasanya digunakan setelah underpainting selesai. Impasto juga digunakan oleh beberapa Old Master seperti Rembrandt. Rembrandt adalah salah satu pelukis yang mampu mengaplikasikan impasto dengan efektif.


14.  Sgraffito
Sgraffito adalah menutupi permukaan warna terang oleh cat yang lebih gelap, lalu mengoreknya kembali menggunakan pisau lukis atau bagian belakang kuas untuk mengekspose kembali bagian terang yang tertutupi. Biasanya teknik ini digunakan untuk membuat detail highlight rambut yang sulit dicapai menggunakan kuas.


15.  Dabbing
Dabbing adalah mencocolkan cat sedikit demi sedikit dengan menggunakan kuas. Biasanya dabbing berarti melukis menggunakan marka kuas, bukan menggunakan kuas untuk membuat fill atau garis bahkan gradasi. Marka kuas disusun sedemikian rupa untuk membentuk gambar subjek yang dilukis. Gradasi untuk keperluan shading dan highlight pada teknik Dabbing dibuat menggunakan warna yang berbeda antara marka kuas yang satu dengan yang lain. Karena kedua marka yang berbeda warna tersebut saling berdekatan dan dalam kuantitas yang banyak, maka bila dilihat sekilas kumpulan marka kuas tersebut seolah menjadi warna lain. Misalnya marka warna kuas adalah kuning dan merah yang saling berderetan, maka area tersebut tampak menjadi warna oranye.

Panduan Edukasi.com

16.  Washing
Washing umumnya digunakan menggunakan media cat berbahan dasar air diatas kertas. Pengencer jauh lebih banyak dibandingkan dengan catnya sehingga tampak transparan. Pada watercolor terkadang teknik ini meninggalkan tepian yang lebih pekat warnanya. Menggunakan teknik ini pada cat akrilik akan beresiko mengurangi daya rekatnya, sehingga cat beresiko terkikis oleh aplikasi kuas diatasnya, bahkan jika didiamkan. Sebagian seniman tetap menggunakan teknik ini dengan cat akrilik, biasanya setelah Wash diaplikasikan mereka menutupinya dengan coating protektif untuk menghindari terkikisnya lapisan wash.


17.  Splatter
Splatter adalah mencipratkan cat pada permukaan kanvas. Teknik ini biasanya lebih mudah dicapai dengan menggunakan sikat gigi bekas. Splatter biasanya digunakan pada lukisan abstrak.


18.  Dripping
Dripping secara harfiah berarti meneteskan cat ke permukaan media lukis. Efek yang dihasilkan bergantung pada tingkat ketinggian penetesan cat. Dripping juga dapat digunakan dengan meneteskan cat langsung dibagian atas kanvas untuk menciptakan efek yang menyerupai air mata.

Panduan Edukasi.com

19. Menarik dan Memotong (Pulling and Scrapping)
      Teknik melukis menarik dan mengikis sering kali mencakup penarikan cat di permukaan dua dimensi, atau pengikisan yang sama dengan pisau palet atau squeegee. Seringkali, metode ini dikaitkan dengan Dutch Abstract Expressionist Willem de Kooning. Seniman tersebut menghasilkan banyak potret abstraknya yang terkenal dengan melapisi lukisan-lukisan dalam jumlah yang banyak, dan dengan menggunakan metode menarik dan mengikis. Pelukis Jerman Gerhard Richter sering dikaitkan dengan praktik ini. Misteri dari teknik scrapping-nya menginspirasi pembuat film Corinna Belz untuk menghasilkan salah satu dari banyak film dokumenter artis yang menarik. Menangkap seniman yang sedang bekerja di studionya dan merenungkan gerakan menarik sebagai tindakan yang menguras fisik, sang sutradara memaparkan berbagai bagian dari teknik melukis ini seperti menyeret, mengolesi dan menggosok lapisan cat basah di mana penulis meninggalkan jejak karyanya. gerakan melintasi permukaan kanvas.  


20. Pencetakan Tubuh (Body Printing)
    Melukis menggunakan metode pencetakan tubuh yaitu seniman menggunakan sosok manusia sebagai cap, menciptakan kesan atau cetakan tubuh. Proses menggunakan pengecoran tubuh adalah teknik berusia berabad-abad, yang digunakan untuk membantu menghasilkan topeng kematian. Memasuki arena seni visual sebagai teknik melukis kontroversial selama 1960-an. Dipopulerkan oleh nama-nama seperti Bruce Nauman dan Alina Szapocznikow, penulis Perancis Yves Klein terus mengungkap proses artistik dan peran tubuh dalam proses penciptaan lebih jauh. Selama 60-an, Klein menghasilkan lukisan Antropometri di depan penonton. Penampilannya termasuk model wanita telanjang, yang disebut seniman sebagai kuas manusia. Menggulung modelnya dalam warna hitam, atau dalam pigmen seni birunya yang terkenal, International Klein Blue paint, para model menciptakan jejak tubuh mereka pada selembar kertas raksasa. Tindakan-tindakan, dan pertunjukan-pertunjukan ini, yang sekarang banyak dianggap sebagai seksis yang luar biasa, mengungkapkan pengabaian lengkap dari lukisan tradisional dengan kuas, tetapi juga keasyikan baru dengan tubuh dan dengan demikian dengan identitas sebuah karya seni. 


21. Combine Paintings - Media Campuran
     Penggunaan benda-benda yang ditemukan dalam teknik melukis merayakan produksi seniman Amerika Robert Rauschenberg. Terkenal karena Combines-nya, istilah yang diciptakan untuk menggambarkan perpaduan antara lukisan dan patung, produksi seniman menggunakan unsur-unsur Abstrak Ekspresionisme dan kumpulan. Karya-karyanya, yang sering dianggap sebagai alegori modern dan teka-teki yang harus diselesaikan, membantu menggabungkan lukisan dan patung dan untuk menyoroti gagasan bahwa seni dapat dibuat dari apa pun. Produksi seni kontemporer saat ini hanya menyoroti ide ini, dan semakin meningkatkan konsep bahwa seseorang tidak perlu memegang kuas untuk menghasilkan lukisan.


22. Airbrushing
    Biasa dikenal sebagai alat retouching foto, teknik airbrushing menarik bagi berbagai penulis visual yang lebih suka untuk menghindari sapuan kuas dan permukaan yang sangat menyakitkan. Menggunakan udara terkompresi untuk menyemprotkan cat ke permukaan, airbrush menciptakan gradasi halus yang mengingatkan pada foto. Dalam wawancara Artforum tahun 1970-nya, Chuck Close menyatakan bahwa untuk menghindari sapuan kuas ia beralih ke berbagai perangkat seperti pisau cukur, bor listrik, dan airbrush. Alat industri ini adalah salah satu dari banyak digunakan oleh pelukis, agar mereka bereksperimen dan mendorong kreativitas mereka ke depan. Banyak gambar hiper realistis, yang sedang naik daun di dunia seni kontemporer saat ini, dibuat dengan bantuan perangkat ini.


23. Lukisan Digital
   Karena ketersediaan grafis perangkat lunak komputer dan meningkatnya teknologi, lukisan diaktifkan untuk berpindah dari kanvas ke layar. Saat ini, materi iklan kontemporer dapat mengakses berbagai alat digital, seperti kuas yang dapat disesuaikan dan palet virtual, yang memungkinkan efek pelukis yang tepat. Gerakan pain tipikal ’yang khas ditangkap melalui perintah keyboard, sementara kemajuan dalam pencetakan inkjet menawarkan kemungkinan untuk mencetak karya seni tersebut dan menghuni ruang galeri fisik. Banyak penulis 'tradisional' telah merangkul kemajuan dan kemungkinan yang ditawarkan dunia digital. Seri terbaru The Arrival of Spring dari seniman terkenal Inggris David Hockney menampilkan gambar iPad yang dieksekusi dengan mudah.

24. Teknik Khas/Alternatif
Memasukan cat kedalam botol spray yang kosong, Cat dituangkan menggunakan botol saus, stempel, membuat garis lurus menggunakan benang atau pisau roll pizza dan sebagainya. Banyak teknik lain yang dapat dieksplorasi, teknk melukis tidaklah terbatas. Ada teknik-teknik yang khas dan tidak terbatasi oleh teknik-teknik yang telah mapan. Menggunakan teknik khas yang memang efektif dan tidak hanya menjadi gimmick saja akan menambah nilai lebih pada karya lukis yang kita buat.

Kerangka Teknik Melukis

1.     Blocking-In
Blocking-in atau blocking adalah teknik melukis dengan memulai dari bagian yang umum terlebih dahulu, biasanya berupa cat dasar midtone, sketsa dan garis bantu saja yang dibuat menggunakan kuas dan cat tipis, kemudian dilanjutkan ke impresi lalu penyelesaian detail. Pada dasarnya Blocking-In adalah melukis secara perlahan dari cat yang tipis terlebih dahulu sebagai panduan untuk menyelesaikan detail yang akan menggunakan cat yang lebih tebal. Blocking-In adalah teknik dinamis yang dapat digunakan pda banyak subjek atau genre lukisan.
2.     Drawing to Painting
Beberapa seniman masih memilih untuk menggambar sketsa pensil diatas kanvas terlebih dahulu sebelum dilukis. Hal ini dapat dilakukan, hanya saja jenis pensil dan ketebalan markanya harus diperhatikan. Terkadang cat minyak tidak dapat menutupi bekas pensil marka tebal dengan sempurna. Penggunaan pensil pastel berbasis minyak untuk membuat sketsa lukisan cat minyak dianjurkan. Menyelesaikan warna background terlebih dahulu setelah membuat sketsa pensil juga sangat dianjurkan.
3.     Underpainting
Underpainting adalah teknik melukis yang memulai melukis hanya menggunakan warna monokrom terlebih dahulu, setelah itu dilanjutkan dengan teknik Glazing atau mewarnai lukisan menggunakan cat warna sebenarnya yang transparan. Kemudian diselesaikan dengan teknik Scumbling pada bagian highlight. Biasanya teknik ini menggunakan cat minyak, namun bukan berarti tidak mungkin dilakukan menggunakan cat akrilik. Beberapa seniman menggunakan media campuran, akrilik untuk under painting (agar cepat kering) kemudian cat minyak untuk glazing (agar tidak mudah kering). Namun teknik campuran perlu dipertanyakan karena menggunakan dua cat yang basisnya berbeda, air tidak dapat menyatu dengan minyak dan dikhawatirkan cat minyak akan retak karena terdorong oleh air yang berusaha menguap dari proses pengeringan underpainting akrilik.


4.     Alla Prima (Wet on Wet)
Alla Prima atau wet on wet adalah teknik melukis yang menggunakan cat minyak dan terus menerus dikerjakan disaat catnya masih basah. Teknik ini akan banyak menggunakan blending dan scumbling. Biasanya lukisan dilakukan dalam satu sesi, lukisan selesai saat itu juga. Kerangka teknik ini membutuhkan keahlian yang terlatih.

UNSUR DAN PRINSIP SENI RUPA
Membahas dan mengapresiasi sebuah karya seni lukis atau seni rupa tak lepas dari dua hal penting, yaitu unsur seni rupa dan prinsip dasar seni rupa. Dalam uraian berikut akan disajikan secara singkat apa itu unsur-unsur seni rupa dan prinsip dasar seni rupa.

A.Unsur-unsur Seni Rupa
Unsur-unsur dasar karya seni rupa adalah unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur ini diantaranya antara lain adalah titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang.

1.Titik
Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar. Titik dapat melahirkan suatu wujud dari ide-ide atau gagasan yang kemudian akan melahirkan garis, bentuk, atau bidang. Teknik lukisan yang menggunakan kombinasi berbagai variasi ukuran dan warna titik dikenal dengan sebutan Pointilisme.

2.Garis
Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung, panjang, pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-patah, spiral dan Iain-Iain. Kesan yang ditimbulkan dari macam-macam garis dapat berbeda-beda, misalnya garis lurus berkesan tegak dan keras, garis lengkung berkesan lembut dan lentur, garis patah-patah berkesan kaku, dan garis spiral berkesan lentur.
Sedangkan menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi:
     a.  Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung.
    b. Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans pada bidang, warna atau ruang.

3.Bidang
Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang mempunyai sisi panjang dan lebar, serta memiliki ukuran.

4.Bentuk
Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a.Bentuk geometris
Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi:
1.Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
2.Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.

b.Bentuk nongeometris
Bentuk nongeometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya manusia, tumbuhan, dan hewan.

5.Ruang
Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk nyata, misalnya ruangan pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam bentuk khayalan (ilusi), misalnya ruangan yang terkesan dari sebuah lukisan.

6.Warna
Teori Brewster adalah teori yang menyederhanakan warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna. Keempat kelompok warna tersebut, yaitu: warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Teori ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1831.
Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna. Warna dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a.Warna pokok atau primer, yaitu warna yang tidak berasal dari warna apapun, meliputi warna merah, kuning, dan biru.

b.Warna sekunder merupakan campuran dari warna primer.
Contoh:
merah + kuning : jingga
biru + kuning     : hijau
merah + biru      : ungu

c.Warna tertier merupakan hasil campuran antara warna primer dan warna sekunder.
Contoh:
kuning + hijau    : kuning kehijau-hijauan
biru + ungu        : ungu kebiruan
jingga + merah   : jingga kemerahan
Selain jenis-jenis warna di atas terdapat pula warna netral, yaitu warna putih dan hitam.


7.Tekstur
Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda mempunyai sifat permukaan yang berbeda. Tekstur dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu.Tekstur nyata adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara penglihatan dan perabaan.

8.Gelap Terang
Suatu objek bisa memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap bagiannya. Demikian pula pada karya seni rupa. Seperti lukisan pemandangan alam. Adanya perbedaan intensitas cahaya akan menimbulkan kesan mendalam. Amati gambar di bawah ini.

B. Prinsip-prinsip Seni Rupa
Terdapat beberapa prinsip dalam menyusun komposisi suatu bentuk karya seni rupa, yaitu:
     1.  Kesatuan (unity)
Kesatuan adalah pertautan bagian-bagian dalam sebuah karya seni rupa. Kesatuan merupakan prinsip yang utama di mana unsur-unsur seni rupa saling menunjang satu sama lain dalam membentuk komposisi yang bagus dan serasi. Untuk menyusun satu kesatuan setiap unsur tidak harus sama dan seragam, tetapi unsur-unsur dapat berbeda atau bervariasi sehingga menjadi susunan yang memiliki kesatuan.

    2.  Keselarasan (harmony)
Keselarasan adalah hubungan kedekatan unsur-unsur yang berbeda baik bentuk maupun warna untuk menciptakan keselarasan.

    3.  Penekanan (kontras)
Penekanan adalah kesan yang diperoleh karena adanya dua unsur yang berlawanan.Perbedaan  yang mencolok pada warna, bentuk, dan ukuran akan memberikan kesan yang tidak monoton.

    4.  Irama (rhytm)
Irama adalah pengulangan satu atau beberapa unsur secara teratur dan terus-menerus. Susunan atau perulangan dari unsur-unsur rupa yang diatur, berupa susunan garis, susunan bentuk atau susunan variasi warna. Perulangan unsur yang bentuk dan peletakannya sama akan terasa statis, sedangkan susunan yang diletakkan bervariasi pada ukuran, warna, tekstur, dan jarak akan mendapatkan susunan dengan irama yang harmonis.

     5.  Gradasi
Gradasi adalah penyusunan warna berdasar kantingkat perpaduan berbagai warna secara berangsur-angsur.

     6.  Proporsi
Proporsi atau kesebandingan yaitu membandingkan bagian-bagian satu dengan bagian lainnya secara keseluruhan. Misalnya membandingkan ukuran tubuh dengan kepala, ukuran objek dengan ukuran latar, dan kesesuaian ukuran objek satu dengan objek lainnya yang dekat maupun yang jauh letaknya.

     7.  Keserasian
Keserasian merupakan prinsip yang digunakan untuk menyatukan unsur-unsur rupa walaupun berasal dari berbagai bentuk yang berbeda. Tujuan keserasian adalah menciptakan keselarasan dan keharmonisan dari unsur-unsur yang berbeda.

    8.  Komposisi
Komposisi adalah menyusun unsur-unsur rupa dengan mengorganisasikannya menjadi susunan yang bagus, teratur, dan serasi.

    9.  Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah kesan yang didapat dari suatu susunan yang diatur sedemikian rupa sehingga terdapat daya tarik yang sama pada tiap-tiap sisi susunan.

   10.  Aksentuasi/Center of Interest/Emphasis
Aksentuasi/Center of Interest/Emphasis/Pusat Perhatian adalah unsur yang sangat menonjol atau berbeda dengan unsur-unsur yang ada disekitamya.

ALAT DAN BAHAN SENI LUKIS
Pada umumnya melukis menggunakan alat dan bahan seperti di bawah ini, walaupun tentu saja masih sangat banyak alat dan bahan alternatif lain untuk melukis.
1.  Alat dan bahan yang umum digunakan untuk melukis ialah:

  •      Kuas
  •      Alat pembersih kuas
  •      Palet
  •      Pisau palet
  •      Easel (atau penjepit kanvas)
2.  Bahan yang dibutuhkan
Cat/Tinta. Biasanya cat/tinta yang digunakan untuk melukis ialah: Cat air, tinta bak, cat minyak, kemudian cat poster, maupun cat akrilik, dan cat tekstil. Disamping menggunakan tinta dan cat diatas, anda juga bisa memakai pensil warna atau pastel /crayon.
Media lukis. Untuk media yang dimanfaatkan untuk melukis seperti kanvas, kertas, dinding maupun lainnya.



Komentar